Sabtu, 25 Oktober 2014

APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT UNTUK TUNA WICARA


             Bahasa insyarat adalah salah satu bentuk bahasa yang bisa dipelajari. Namun dalam beberapa kasus , bahasa isyarat menjadi sulit dipelajari, karena keterbatasan sumber. Sebagai contoh, insiden penerjemahan bahasa isyarat palsu pada pemakaman Nelson Mandela mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Dari kejadian ini dapat disimpulkan bahwa penerjemah palsu tersebut tidak bisa mendapatkan sumber materi bahasa isyarat dinegrinya atau seperti yang terdapat pada berita, bahwea banyak penerjemah yang ingin lulus meskipun mereka hanya tau beberapa isyarat saja dan biasanya yang memperkerjakan mereka  adalah orang yang tidak mengerti tentang bahasa isyarat. Selain itu, tidah sedikit  orang yang mengalami cacat berupa tidak bisa bicara (tunawicara) di berbagai Negara dan masih sedikitnya lembaga yang mengajarkan tentang bahasa isyarat.

Pendekatan Pengajaran Alternatif Bagi  Penyandang Tuna Rungu  Dan Tuna Wicara. Menurut Smith (2009, hal. 283), terdapat tiga dasar pendekatan pengajaran alternatif bagi siswa dengan penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Metode manual.  Metode manual terdisir dua komponen dasar, yaitu bahasa isyarat (sign language) dan finger spelling.

Bahasa isyarat.  Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang dibakukan merupakan salah satu media yang membantu komunikasi sesama  tuna rungu dan tuna wicara ataupun komunikasi  tuna rungu dan tuna wicara di dalam masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis bagi seperangkat isyarat jari, tangan, dan berbagai gerak untuk melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Isyarat yang dikembangkan di indonesia secara umum mengikuti tata/aturan isyarat sebagaimana yang telah dikemukakan mengenai aspek linguistik bahasa isyarat.


Abjad Jari (Finger Spelling/Finger Alphabet).  Secara harafiah, abjad jari merupakan usaha untuk menggambarkan alpabet secara manual dengan menggunakan satu tangan. Berikut adalah contoh abjad jari:


Abjad jari adalah isyarat yang dibentuk dengan jari-jari tangan (tangan kanan atau tangan kiri) untuk mengeja huruf atau angka. Bentuk isyarat bagi huruf dan angka di dalam SIBI serupa dengan International Manual Alphabet. Abjad jari digunakan untuk mengisyaratkan nama diri, mengisyaratkan singkatan atau akromin , dan mengisyaratkan kata yang belum ada isyaratnya.

Tunawicara (bisu) adalah mereka yang menderita gangguan berbicara sehingga tidak dapat berbicara dengan jelas. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, dsb.. Tuna wicara (bisu) sering diasosiasikan dengan tuna rungu (Tuli) karena ada sebuah syaraf eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut adapun organ berbicara antara lain mulut,hidung,kerongkongan,batang tenggorokan,dan paru-paru. Penghubung penting lainnya antara telinga dan mulut adalah saraf trigeminal, yang terhubung ke otot martil, serta ke otot–otot yang memungkinkan kita mengunyah dan menutup mulut, yaitu otot temporal dan otot masseter.

Saraf trigeminal
·         Saraf ini merupakan penghubung langsung lainnya antar pendengaran dan suara. Kalau dengan menguap kita dapat menghindari mendengar, cara lain adalah dengan menutup rahang rapat-rapat.
·         Ketika seseorang anak menggeretakan ginginya saat marah, pasti bahwa kata-kata kita akan masuk telinga kann dan keluar telinga kiri.
·         Hubungan saraf ganda antara telinga dan suara agaknya bersesuaian dengan temuan-temuan akhir-akhir ini yang menyatakan; otot-otot telinga tengah teraktivasi ketika kita menggunakan suara kita.

        Faktor  penyebab tuna wicara.
  •        Hipertensi
  •        Faktor genetik /turunan dari orang tua.
  •        Keracunan makanan.
  •       Tetanus Neonatorum (Penyakit yang menyerang bayi saat baru lahir. Biasanya disebabkan oleh pertolongan persalinan yang tidak memadai.
  •       Difteri (Penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas)\

       Ciri-ciri penderita tuna wicara.
·                Berbicara keras dan tidak jelas
·                Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
·                Telinga mengeluarkan cairan
·                Menggunakan alat bantu dengar
·                Bibir sumbing
·                Suka melakukan gerakan tubuh
·                Cenderung pendiam
·                Suara sengau
·                Cadel

       Klasifikas penderita tuna wicara.
Disabilitas pendengaran pada umumnya dialami oleh individu yang lahir sebelum waktunya (premature). Penyandang disabilitas bicara ini memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki suara sengau, cadel, bicara tidak jelas dan tidak mengeluarkan suara saat berbicara, cenderung pendiam, pandangan tertuju pada satu obyek, menggunakan komunikasi non verbal dan bahasa tubuh untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan keinginan, serta lebih memilih berkomunikasi secara tertulis.

Anak dengan gangguan dengar/wicara dikelompokan sebagai berikut :
       a)    Ringan (20 – 30 db)
Umumnya mereka masih dapat berkomunikasi dengan baik, hanya kata-kata tertentu saja yang tidak dapat mereka dengar langsung, sehingga pemahaman mereka menjadi sedikit terhambat.

       b)    Sedang (40 – 60 db)
Mereka mulai mengalami kesulitan untuk dapat memahami pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar adalah suara radio dengan volume maksimal

       c)    Berat/parah (di atas 60 db)
Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti pembicaraan orang lain, suara yang mampu mereka dengar adalah suara yang sama kerasnya dengan jalan pada jam-jam sibuk. Biasanya kalau masuk dalam kategori ini sudah menggunakan alat bantu dengar, mengandalkan pada kemampuan membaca gerak bibir, atau bahasa isyarat untuk berkomunikasi

      Penanganan
Bila terdapat gejala tersebut di atas lakukanlah pengujian kemampuan pendengaran sederhana dengan Uji Percakapan atau Uji Berbisik kurang dari 4 meter. Lakukan juga pemeriksaan pada telinga luar dan dalam untuk memastikan dan menentukan jenis dan derajat gangguan pendengaran.Petugas yang memberikan pelayanan kesehatan bagi tunawicara diharapkan dapat lebih sabar dan berbicara dengan menggunakan mimik yang jelas dan keterarah jawaban (berhadap-hadapan) agar komunikasi dapat berjalan lancar.

     Cara membantu tunawicara:
a)   Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b)   Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c)   Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
d)   Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e)   Bicara berhadapan muka
f)   Latihan gerak bibir dengan cermin
g)   Latihan menggunakan bahasa isyarat
h)  Jika masih memungkinkan, periksakan kepada tenaga profesional untuk mendapatkan alat bantu dengar.

       Menurut Departemen Sosial (Depsos) pada tahun 2002 . Anak yang mengalami cacat di Indonesia berjumlah 358.738 jiwa . yang didalamnya terdiri dari tuna daksa (35.8 %), tuna netra (17%), tuna rungu wicara (14.27%), tuna grahita (12.15%), dan sisanya kurang dari 7% adalah penyandang cacat lain.

         Sedangkan, Menurut data WHO , anak yang memiliki cacat atau kekurangan pada setiap Negara adalah sejumlah 10% dari jumlah penduduk. Sedangkan jumlah penyandang cacat sesuai sensus tahun 1978 di Indonesia berjumlah 1.793.118 jiwa, atau mencapai (3.1%) dari jumlah penduduk. Lalu pada tahun 2004 dapat diketahui jumlah penyandang cacat sesuai hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Sosenas) di Indonesia adalah 6.047.008 jiwa, yang terdiri dari tuna netra 1.749.981 jiwa (29%), tuna daksa 1.652.741 jiwa (27%), eks penderita penyakit kronis 1.282.881 jiwa (21%), tuna grahita 777.761 jiwa (12.8%), dan tuna rungu wicara mencapai angka 602.784 (9.9%).

           Angka 602.784  jiwa tuna rungu wicara cukup mencengangkan bagi masyarakat awam apalagi kita yang berperan sebagai terapis wicara kelak. Perbandingan antara terapis wicara di Indonesia yang berjumlah kurang dari 600 orang pada tahun 2011 ini dan penyandang tuna rungu wicara yang mencapai 602.784 jiwa dan mungkin lebih.

Faktor-faktor Penyebab Tuna Wicara
Faktor yang bisa menyebabkan tuna wicara diantaranya karena tekanan darah yang terlalu tinggi (Hipertensi), faktor genetik atau keturunan dari orangtua, keracunan makanan, penyakit Tetanus Neonatorum yang menyerang bayi pada saat bayi baru lahir, biasanya karena pertolongan persalinan yang tidak memadai, dan penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas (Difteri).

Pengaruh Kemampuan Berkomunikasi Pada Penyandang Tuna Wicara Dan Tuna Rungu
Menurut Edja Sajaah dan Darjo Sukarja (1995, hal. 48), ”Pada umunya pendengaran anak tuna rungu berpengaruh terhadap kemapuan berbahasanya, antara lain: Miskin dalam kosakata, sulit mengartikan ungkapan-ungkapan yang mengandung kiasan, sulit mengartikan kata- kata abstrak kurang menguasai irama dengan gaya bahasa”.

     Dari ketunarunguan terjadi hambatan pada anak dalam pendidikannya, yaitu: Pertama, konsekuensi akibat gangguan pendengaran atau tuna rugu tersebut bahwa penderitaannya akan mengalami kesulitan dalam menerima segala macam rangsang atau peristiwa bunyi yang ada di sekitrnya. Kedua, akibat kesulitan menerima rangsang bunyi, konsekuensinya penderita tuna rungu akan mengalami kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat di sekitarnya. (Mohammad Efendi, 2006, hal. 72).

        Dari uraian di atas, maka kehilangan pendengaran bagi seseorang sama halnya mereka telah kehilangan sesuatu yang berarti, sebab pendengaran merupakan kunci utama pembuka tabir untuk dapat meniti tugas perkembanganya secara optimal. Atas dasar itulah anak tuna rungu yang belum terdidik dengan baik, tampak pada dirinya seperti terbelakang, walaupun hal itu sebenarnya masih semu, serta tampak tidak komunikatif.

         Memperhatikan keterbatasan kemampuan anak tuna rungu dari aspek kemampuan bahasa dan bicaranya, maka sejak awal masuk sekolah pengembangan kemampuan bahasa dan bicara menjadi skala prioritas program pendidikannya. Pendekatan yang lazim digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara anak tuna rungu, yaitu oral dan isyarat. Selama ini pendekatan yang digunakan dalam pendidikan secara kontroversial, sebab masing-masing institusi punya dasar filosofi yang berbeda.

            Menurut Sunaryo Kartadinata (1996, hal. 80), dampak tuna rungu wicara sehubungan dengan karakteristik anak tuna rungu yaitu: “miskin dalam kosakata, sulit memahami kata-kata abstrak, sulit mengartikan kata-kata yang mengandung kiasan, adanya gangguan bicara maka hal ini merupakan sumber masalah pokok bagi anak tuna rungu wicara.”

            Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kehilangan pendengaran bagi seseorang sama halnya mereka telah kehilangan sesuatu yang berarti, sebab pendengaran merupakan kunci utama pembuka tabir untuk dapat meniti tugas perkembangan secara optimal. Usaha yang mungkin akan mendorong anak tuna rungu  dapat bersekolah dengan cepat adalah mengikuti pendidikan pada sekolah normal dan disediakan program-program khusus bila mereka tidak mampu mempelajari bahan pelajaran seperti anak normal.

Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu tuna wicara untuk memahami dan mempelajari bahasa isyarat dengan mudah sehingga mereka dapat berkomunikasi dalam kehidupan sehari – hari. Dalam aplikasi ini juga dilengkapi dengan pengenalan huruf alphabet dengan menggunakan tangan dan latihan sehingga pengguna dapat meningkatkan kemampuan dengan mengerjakan latihan yang ada.  

Daftar Pustaka:


Nama Kelompok
-          Dini Dwi Rahayu (12111155) http://diniayu21.blogspot.com/
-          Lila Dahlia (14111098)  http://lylalalala.blogspot.com/

-          Trie Handayani (17111186)  http://ntriexxx.blogspot.com/

Jumat, 27 Juni 2014

Aplikasi Kendali Jarak Jauh untuk Peralatan Rumah Tangga dengan Sistem Online

Aplikasi Kendali Jarak Jauh untuk  Peralatan  Rumah Tangga  dengan Sistem Online

Masyarakan moderen saat ini sering dihadapkan dengan waktu yang  terbatas dikarnakan aktifitas yang padat, bahkan terkadang sampai melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keadaan rumah yaang kurang diperhatikan seperti pintu yang lupa dikunci sebelum bepergian, jendela yang tidak  ditutup, lampu yang lupa dimatikan, air keran yang lupa dimatikan dan masih banyak lagi aktivitas yang sering kali terlupakan pada saat bepergian keluar rumah dalam waktu yang cukup lama, bahkan dampak terburuk yang dapat terjadi akibat kelalaian tersebuat yaitu kebakaran, jika sudah terjadi kebakaran hal itu dapat menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mencegah kebakaran tersebut terjadi. Di tahun 2014 ini masih banyak masyarakat yang lupa mematikan peralatan listrik di rumahnya yang menyebabkan kebakaran, Menurut data statistik Badan Pusat Statstik(BPS) provinsi Dki Jakarta periode awal tahun 2014 sampai saat ini mencapai  147 kebakaran yang di dominasi oleh kosleting listrik.
 Masyarakat saat ini menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan efisien dalam  melakukan aktivitas dengan lebih mudah untuk dilakukan, terlebih lagi teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat, sehingga banyak teknologi-teknologi yang terlahir untuk membantu dan mendukung kegiatan sehari-hari, Kita juga sudah dapat mengatur segala hal dari mana saja melalui gadget mulai dari pengiriman email,chating, game online, videochat dan masih banyak lagi aplikasi yang dapat dimanfaatkan, serta banyak juga sistem yang sangat mudah dan membantu masyarakat. 
Untuk mengatasi masalah diatas maka dibangunlah suatu sistem kendali alat-alat yang menggunakan energi listrik untuk menjalankan sistem pada media mobile phone. Sedangkan dasar sistem yang digunakan untuk mengendalikan alat listrik  adalah melalui pesan peringatan  yang dikirimkan pada aplikasi yang terinstall pada mobile phone .
Sistem kendali jarak jauh ini ialah setiap peralatan  elektronik rumah tanggga masing-masing  ditambahkan perangkat software yang dihubungkan menggunkan sinyal  GPS. Cara kerja dari sistem ini ialah setiap pengguna berpergian keluar rumah, jika pengguna itu lupa mematikan elektronik atau lupa dalam mengunci jendela dan pintu secara manual maka pengguna yang sudah dalam perjalanan itu dapat langsung mengecek dan melihat peringatan apa yang dikirimkan oleh aplikasi ini dan dapat langsung melakukan tindaakan dengan mengirimkan perintah untuk segera mematikan peralatan elektronik yang  masih menyala kepada perangkat hardware yang terpasang di rumah, sehingga peralatan elektronik secara otomatis akan mati sesuai dengn perintah yang dikirimkan melalui aplikasi mobile phone. Walaupun masih ada kemungkinan kendala-kendala yang mungkin terjadi pada sistem online ini misalnya masalah kestabilan server yang tidak dapat diperediksi.
Dengan peringatan yang dikirimkan oleh aplikasi ini maka akan sangat membantu  sebagai alat pengendali, dan dapat mempermudah pengguna untuk memantau penggunakan energi listrik dari jarak jauh.
Maka dari itu dibuatlah sistem “Kendali Jarak Jauh untuk  Peralatan  Rumah Tangga  dengan Sistem Online”. Dimana sistem ini dapat mengatur seluruh pengendalian peralatan rumah tangga.



Sumber lampiran :

Pengenalan PHYTON

Pengertian bahasa pemrograman PHYTON

Python adalah bahasa pemrograman model skrip (scripting language) yang berorientasi obyek. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi. Saat ini script python dapat dijalankan di sistem:
·         Linux/Unix
·         Windows
·         Mac OS X
·         OS/2
·         Amiga
·         Palm
·         Symbian (untuk produk-produk Nokia)

Python didistribusikan dengan beberapa lisensi yang berbeda dari beberapa versi. Lihat sejarahnya di Python Copyright. Namun pada prinsipnya Python dapat diperoleh dan dipergunakan secara bebas, bahkan untuk kepentingan komersial. Lisensi Python tidak bertentangan baik menurut definisi Open Source maupun General Public License (GPL) D

Sejarah
Python dikembangkan oleh Guido van Rossum pada tahun 1990 di CWI, Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC. Versi terakhir yang dikeluarkan CWI adalah 1.2.
Tahun 1995, Guido pindah ke CNRI sambil terus melanjutkan pengembangan Python. Versi terakhir yang dikeluarkan adalah 1.6. Tahun 2000, Guido dan para pengembang inti Python pindah ke BeOpen.com yang merupakan sebuah perusahaan komersial dan membentuk BeOpen PythonLabs. Python 2.0 dikeluarkan oleh BeOpen. Setelah mengeluarkan Python 2.0, Guido dan beberapa anggota tim PythonLabs pindah ke DigitalCreations.
Saat ini pengembangan Python terus dilakukan oleh sekumpulan pemrogram yang dikoordinir Guido dan Python Software Foundation. Python Software Foundation adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk sebagai pemegang hak cipta intelektual Python sejak versi 2.1 dan dengan demikian mencegah Python dimiliki oleh perusahaan komersial. Saat ini distribusi Python sudah mencapai versi 2.6.1 dan versi 3.0.
Nama Python dipilih oleh Guido sebagai nama bahasa ciptaannya sebab Guido adalah penggemar berat acara televisi Monty Python's Flying Circus. Oleh karena itu seringkali ungkapan-ungkapan khas dari acara tersebut seringkali muncul dalam korespondensi antar pengguna Python.
Beberapa fitur yang dimiliki Python adalah:
·         Memiliki kepustakaan yang luas; dalam distribusi Python telah disediakan modul modul 'siap pakai' untuk berbagai keperluan.
·         Memiliki tata bahasa yang jernih dan mudah dipelajari.
·         Memiliki aturan layout kode sumber yang memudahkan pengecekan, pembacaan kembali dan penulisan ulang kode sumber.
·         Berorientasi obyek.
·         Memiliki sistem pengelolaan memori otomatis (garbage collection, seperti java)

·         Modular, mudah dikembangkan dengan menciptakan modul-modul baru; modul modul tersebut dapat dibangun dengan bahasa Python maupun C/C++.
S



Pengenalan OGRE

1.  OGRE
OGRE singkatan daari Object-Oriented Graphics Redering Engine merupakan salah satu Engine Grafik yang berbasis objek. Dengan menggunakan Ogre kita dapat membuat game 3D. Ogre itu sendiri ditulis dalam bahasa C++. Ogre menggunakan library atau pustakan Direct3D dan Open GL.
Fitur-fitur yang terdapat pada OGRE dalah sebagai berikut :
·         Berorientasi objek dan memiliki arsitektur pluggin yang memungkinkan OGRE menjadi sangat modular.
·         Muultiplatform dengan dukungan OpenGL dan Direct3D.
·         Mendukung Vertex dan Fragment Shader.
·         Debugging dan Loading File.
·         Memiliki cmpoiting manajer dengan bahasa scripting dan layar penuh postprocessing untuk efek seperti HDR, mekar, kejenuhan, kecerdasan, dan lain-lain.
·         Adanya utilitas untuk mengkonversi ke file objek OGRE (*.mesh) dari program 3D terkenal, misalnya Blender, Maya, 3DS Max, dan lain-lain.
·         Tersedia konten tools untu 3D modeler, seperti 3D Studio Max, Maya, Bleder, LightWare,, Milkshape, Sketchup, dsb.
·         Engine animasi yang mensuport penuh untuk mulltiple harware.
OGRE pada umumnya hanya sebagai graphic rendering engine bukan complete game engine. Tujuan utamanya dari OGRRE adalah untuk memberikan solusi umum untuk  grefis rendering. Dengan kata lain fitur OGRE hanya khusus menangani vector & matrix classes, memory handing, dan lain-lain. OGRE dapat memberikan para developer sebuah kebebasan untuk menggunakan physics apapun, input, audio, dan library lainnya. OGRE memberikan para tim development untuk fokus pada graphics dari pada beberapa sistem sistem yang ada dalam game development. OGRE dapat mensuport OIS, SDL, CEGUI libraries, dan juga Cg Toolkit. Sekarang ini OGRE dalah publish dibawah dua lisensi / lisensi ganda, yaitu LGPL &OUL. Maka sekarang ini para publish tersebut membuka OGRE sebagai free / open-source software.

2. Ogre Exporeter
Pada script Ogre ekporter mengubah objek dan armatures dari Blende ke dalam format file XML Ogre / biner mesh / materi file. File yang terdapat dalam .mesh diantaranya color pada verteks, material, tekstur UV dan blend mode.
Pada file material yang nanti akan mmuncul setelah di export adalah informai penting mengenai ambient, diffuse, specular, tektur UV, warna pada verteks, normal map, dan dua bagian yang terlihat jelas.

Selain itu pada Ogre ekporter juga dapat membaca setiap animassi yang telah kita buat pada file .blend. animasi juga daapat kita baca dengan keyframe untuk menentukan panjang waktu yang daapat dikerjakan secara berkala yang mementuk pose mode atau bentuk objek.

Manipulasi yang dapat dilakukan dalam Ogre ada 5, yaitu diantaranya:
1. Coloring/Pewarnaan
2. Shadowing/Bayangan
3. Rotation/Putaran
4. Translasi/Perpindahan
5. Dilatasi/Penskalaan

Penjelasan

Coloring/Pewarnaan
Mengubah warna objek yang telah dibuat. Model warna yang dihasilkan merupakan kombinasi warna dari RED, GREEN, dan BLUE (RGB). API yang terdapat dalam OGRE, yang membuat model ini biasa dijadikan sebagai parameter pemanggilan fungsi ColourValue(float red,float green, float blue) dimana parameter fungsi ini memiliki panjang antara 0.0f sampai 1.0f atau dapat juga menggunakan nilai integer untuk pewarnaan.

Contoh constanta warna yang terdapat pada OGRE yaitu:
- static const Black = ColourValue(0,0,0)
- static const White=ColourValue(1,1,1)
- static const Red = ColourValue(1,0,0)
- static const Green = ColourValue(0,1,0)
- static const Blue = ColourValue(0,0,1)

Shadowing/Bayangan
Scene Manager pada Ogre memiliki fungsi setShadowTechnique untuk mengatur type bayangan yang kita inginkan pada objek yang telah dibuat. Untuk mencoba manipulasi shadow pada Ogre, tambahkan beberapa koding pada TutorialApplication::createScene();.

Rotation/Putaran
Rotasi objek pada Ogre dengan menggunakan metode yaw, pitch, dan roll baik dalam degree maupun radian. Dalam Ogre, terdapat berbagai macam jenis vektor 3D. Berikut adalah posisi sumbu x, y, dan z pada Ogre.
Untuk rotasi objek pada sumbu x :
--> 1 node2->pitch( Degree( -90 ) );
Untuk rotasi objek pada sumbu y :
--> 1 node1->yaw( Degree( -90 ) );
Untuk rotasi objek pada sumbu z :
--> 1 node3->roll( Degree( -90 ) );

Translasi/Perpindahan
Translasi merupakan suatu proses yang menyebabkan perpindahan objek dari satu titik ke titik lain. Untuk itu pada Ogre juga menggunakan metode untuk melakukan perpindahan objek tersebut dengan cara sebagai berikut :
Metode : node1-->translate( Vector3( 10, 0, 10 ) );

Dilatasi/Penskalaan
Penskalaan pada Ogre merupakan salah satu bagian dari hubungan transformasi yang dinyatakan dengan koordinat pada sumbu x, y, dan z.


Sumber : 
http://magetagame.wordpress.com/2-game-engine/ogre




PORTOFOLIO

Lila Dahlia
Pondok Rajek Indah Prum Lipi Blok C No. 5 – Kel. Pondok Rajek, Kec. Cibinong, Kab. Bogor.
085617099990


Data Pribadi
Nama
:
Lila Dahlia

Alamat
:
Pondok Rajek Indah Prum Lipi Blok C No. 5 – Kel. Pondok Rajek, Kec. Cibinong, Kab. Bogor.

Telp
:
(021) 5452629 / 085715243234

Tempat / tanggal lahir
:
Jakarta, 26 May 1994

Agama
:
Islam

Jenis Kelamin
:
Perempuan

Pendidikan
:
Sedang Menjalani Pendidikan di Fakultas Sistem Informatika Universitas Gunadarma,   Semester 6.

Status
:
Belum Menikah

Kebangsaan
:
Indonesia

Objectivie
:
Dapat diandalkan, cepat belajar, motivasi tinggi, pekerja keras



Kompetensi
-          Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam mengoperasikan Ms Office dan Linux.
-          Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam Design Grafis mengunakan  3D s Max
-          Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam mengunakan Flash adobe
-          Mengerti tentang  pemprograman ORACLE
-          Mengerti tentang  pemprograman JAVA
-          Mengerti tentang  pembutan WEB


Riwayat Organisasi                                                                           
Jenjang
Organisai
Tahun
SMK



SMK
Teater SMK PGRI 1



Padus SMK PGRI 1


2008-2010



2008


Sertifikasi
Spesifikasi
Tempat
Tahun
Peran strategis mahasiswa dalam peningkatan mutu pendidikan di kota depok

Universitas Gunadarma
2011
Building WEB Using Dreamweaver
Universitas Gunadarma

2012



Oracle:SQL and Extended SQL with Programming
Universitas Gunadarma

2013



Technopreneurship
Universitas Gunadarma

2013


Scientific publication dissemination from majored in infomation system
Universitas Gunadarma

2014